Pages

Rabu, 23 September 2015

Buku Ring of Fire Karya Lawrence Blair & Lorne Blair


Identitas Buku
Judul : Ring of Fire
Penulis: Lawrence Blair & Lorne Blair
Penerbit: Ufuk
Tahun terbit: 2012
Tebal: xvii + 399 halaman


"Ini adalah kisah tentang menjelajahi dan memfilmkan pulau-pulau panas dan lembab di kepulauan vulkanik Indonesia selama 10 tahun. Secara janggal, kisah ini dimulai pada musim dingin yang membekukan pada tahun 1972.”

Demikianlah penulis mengawali narasinya tentang penjelajahan kepulauan Indonesia selama 10 tahun. Indonesia dengan sumber daya alam yang luar biasa menjadi daya tarik para penjelajah sejak zaman dahulu. Tak terkecuali bagi Blair bersaudara. Kakak-beradik tersebut terobsesi untuk menjelajahi kepulauan Indonesia yang menyimpan banyak kekayaan hayati, juga kekayaan kebudayaan suku pedalaman.

Dengan tujuan menfilmkan kondisi alam dan budaya daerah-daerah pedalaman di kepulauan Indonesia, Lawrence dan Lorne Blair memulai perjalanan yang penuh hambatan dan tantangan yang berat, mulai dari pendanaan, birokrasi, transportasi, hingga beradaptasi dan bertahan hidup bersama suku-suku pedalaman.

Blair bersaudara telah menyinggahi Gunung Krakatau di selat Malaka yang sedang dalam masa mengamuk. Lalu menuju pedalaman Kalimantan dan Papua. Mereka melakukan penjelajahan dan menjalin persahabatan dengan suku-suku di kepulauan Indonesia: suku Asma, suku Toraja, suku Bugis. Mereka juga mengunjungi pulau Bali dan tinggal dalam waktu yang lama di sana, bergaul dengan masyarakat Bali dengan segala kekayaan budayanya.
.
Dengan perlengkapan dan logistik seadanya mereka berusaha bertahan hidup, menjelajah dari satu pulau ke pulau lain untuk menuju Papua dalam rangka memfilmkan burung Cendrawasih Kuning-Besar. Dan mereka berhasil.

Tak lupa mereka singgah di pulau Komodo, melihat dari dekat reptil raksasa. Dan mereka hampir menjadi santapan komodo yang tampak selalu kelaparan. Bahkan, tidak hanya sekali mereka bertarung dengan maut. Berbagai tantangan di pedalaman membuat mereka berkejaran dengan maut, bertahan hidup dari ganasnya alam dan ancaman dari orang-orang di pedalaman.

Hasil penjelajahan mereka ialah film berseri Ring of Fire yang mendapatkan penghargaan International Emmy Award pada tahun 1988. Buku ini, dikatakan oleh penulisnya sebagai,”pasangan film berseri tersebut dan menggambarkan apa yang tidak terlihat di kamera, yang artinya tentu saja nyaris semuanya.”

Beberapa foto yang dilampirkan menjadi nilai lebih buku ini. Tepatnya ada 31 foto yang sebagian besar berwarna menggambarkan beberapa aktivitas masyarakat pedalaman dan hewan liar di hutan rimba.

Beberapa pujian dialamatkan pada buku ini. Youk Tanzil (Ring of Fire Adventurer) mengatakan dalam Kata Pengantar untuk buku ini, “Kakak-beradik Blair patut dihargai sebagai salah satu pionir dalam pembuatan film dokumentasi dan buku tentang Indonesia. Yang mana film tersebut berhasil meraih beberapa penghargaan internasional. Kecintaan dan perhatiaannya terhadap Indonesia melebihi orang Indonesia sendiri.”

Majalah Gatra memberikan komentar terhadap buku ini, “Lorne & Lawrence Blair menjelajahi Indonesia demi mendokumentasikan wilayah Cincin Api Pasifik. Tak hanya bertualang, mereka juga membuat dokumenter penjelajahan paling menawan itu.”

Sir Richard Branson, pendiri Virgin Group berkomentar, “Ini adalah petualangan nyata: tanpa radio, es, persediaan berbulan-bulan pada suatu waktu melalui salah satu yang paling berbahaya dan menarik di wilayah bumi.”

Buku Ring of Fire sangat direkomendasikan bagi para petualang untuk lebih memahami wilayah kepulauan Indonesia dan meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.



Ditulis oleh:
Sukrisno Santoso
Sukoharjo, 24 September 2015


Shalat Qashar bagi Musafir




Allah telah mensyariatkan shalat wajib bagi seorang muslim dilaksanakan secara berjamaah pada awal waktu di masjid. Namun, ada keadaan tertentu yang membuat seseorang tidak bisa melaksanakan shalat sebagaimana mestinya. Hal ini dinamakan uzur dalam shalat.

Shalih bin Fauzan Al-Fauzan menjelaskan dalam Al-Mulakhas Al-Fiqhi, “Orang-orang yang uzur adalah orang sakit, musafir, dan orang yang sedang dalam ketakutan sehingga tidak bisa tenang melaksanakan shalat dengan cara sebagaimana yang dilakukan oleh selain orang-orang yang beruzur. Pembuat syariat telah memberikan keringanan dan memerintahkan mereka agar melaksanakan shalat sesuai kemampuannya. Inilah sebagian kemudahan dan keluwesan syariat ini yang datang untuk menghilangkan berbagai kesulitan.”

Allah berfirman, 

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Allah berfirman, 

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun: 16)

Seorang musafir mendapatkan keringanan (rukhsah) dalam melaksanakan shalat. Keringanan tersebut ialah shalat qashar.

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi dalam Minhajul Muslim menjelaskan, “Shalat qashar ialah menjadikan shalat empat rakaat menjadi dua rakaat dengan Al-Fatihah dan surat. Adapun shalat Maghrib da shalat Subuh, tidak diqashar karena shalat Maghrib terdiri atas tiga rakaat dan shalat Subuh terdiri dari dua rakaat.”

Allah mensyariatkan shalat qashar bagi musafir di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Allah berfirman, 

Dan apabila kamu bepergian di bumi maka tidak berdosa kamu meng-qashar shalat.” (QS. An-Nisa’: 101)

Dalam Al-Qaul Al-Wafir fi Shalat Al-Mushafir Qasim bin Muhammad Qasim Zhahir menjelaskan, “Dan riwayat yang mencapai derajat mutawatir menjelaskan bahwa Rasulullah tidak pernah mengerjakan shalat di saat bersafar kecuali dua rakaat secara mutlak. Tentunya, dengan pengecualian shalat Maghrib yang beliau kerjakan tetap tiga rakaat. Seperti inilah shalat-shalat yang beliau kerjakan dalam semua safar beliau.”

Dalam kitab yang sama, beliau mengutip fatwa Ibnu Taimiyah yang berbunyi, “Adapun berkenaan dengan safar, sungguh Rasulullah telah bersafar hampir 30 kali. Beliau selalu mengerjakan shalat dua rakaat dalam semua safar beliau. Tidak ada yang menyitir pernyataan dari seorang ulama manapun bahwa beliau pernah mengerjakan shalat empat rakaat di dalam safar. Bahkan, pada saat Haji Wada’ –safar terakhir beliau-- beliau mengimami kaum muslimin dua rakaat dua rakaat. Ini adalah sesuatu yang sudah maklum dan mutawatir yang para sahabat sepakat menyampaikannya kepada generasi setelah mereka.”

Pernyataan di atas ditegaskan oleh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan dalam Al-Mulakhas Al-Fiqhi, “Nabi Muhammad tidak pernah shalat ketika dalam keadaan bepergian melainkan dengan qashar.”


Referensi:
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. Al-Mulakhas Al-Fiqhi. Terjemahan: Asmuni. 2011. Ringkasan Fikih Lengkap. Darul Falah: Bekasi

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. Minhajul Muslim. Terjemahan: Fadhli Bahri. 2011. Ensiklopedia Muslim: Minhajul Muslim. Darul Falah: Bekasi

Qasim bin Muhammad Qasim Zhahir. Al-Qaul Al-Qafir fi Shalat Al-Musafir. Terjemahan: Imtihan Asy-Syafii. 2007. Bagaimana Anda Shalat Saat Bepergian. Media Zikir: Solo


Senin, 07 September 2015

Download Buku Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis

Cover (depan dan belakang) buku Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis

Kegiatan pendakian pertama saya adalah ke gunung Lawu di Jawa Tengah. Saat itu ada seorang kawan yang mengajak saya untuk ikut mendaki gunung Lawu. Saya mengiyakan, kemudian berangkat dengan persiapan dan perlengkapan seadanya.

Cuaca saat itu sangat menguntungkan bagi saya: musim kemarau dengan angin yang bertiup tidak kencang, serta udara yang tidak terlalu dingin. Pagi pun menyambut dengan sinar matahari yang cerah. Itulah sunrise pertama saya di puncak gunung.

Pada pendakian kedua --ke gunung Lawu juga-- cuaca berbanding terbalik dengan cuaca pada pendakian pertama. Saat itu musim penghujan, gerimis menemani sepanjang perjalanan. Angin bertiup sangat kencang. Belum lagi adanya kabut yang kadang menghampiri membatasi pandangan. Saat itu adalah pendakian yang sangat berat. 

Selain faktor cuaca yang ekstrim, persiapan dan perlengkapan yang saya bawa juga tidak memadai. Saya tidak membawa tenda dan sleeping bag. Jaket yang saya kenakan jaket biasa, bukan jaket gunung. Namun, dengan perlahan-lahan akhirnya saya bisa mencapai puncak meskipun membutuhkan waktu yang sangat lama.

Setelah itu, saya berpikir pentingnya persiapan yang baik sebelum melakukan pendakian. Sebagai pemula, saya sangat membutuhkan panduan pendakian gunung agar kegiatan pendakian yang akan saya lakukan dapat terlaksana dengan lancar, dan tentu saja selamat sampai rumah. Panduan mendaki yang ada sebagian besar terserak di berbagai website di internet. Saya belum menemukan sebuah buku panduan mendaki duduk manis di rak sebuah buku.

Inilah solusi yang saya dapatkan. Melalui sebuah website pendakian gunung --saya lupa alamat websitenya, saya mendapatkan sebuah ebook yang sangat bagus berjudul Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis. Buku ini disusun oleh Ehwan Kurniawan sebagai tugas akhir di Fakultas Seni Rupa IKJ dengan judul “Penerapan Infografis pada buku panduan mendaki gunung. Sedikit informasi tentang Ehwan Kurniawan dapat dilihat di http://dgi.or.id/directory/ehwan-kurniawan.

Latar belakaang penyusunan buku ini disampaikan oleh Ehwan Kurniawan dalam Kata Pengantarnya:
Berawal dari hobi mengumpulkan artikel tentang petualang yang berhubungan dengan olah raga mendaki gunung dari majalah Hai dan Intisari, seperti kisah perjalanan almarhum Norman Edwin dan kawan-kawan yang sedang berusaha menggapai 7 puncak tertinggi di beberapa benua, hingga akhir hayatnyadengan meninggalkan buku yang memberikan spirit bagi anak muda untuk mencintai kehidupan melalui olah raga mendaki gunung.

Ketertarikan saya terhadap olah raga ini makin menjadi ketika membaca sepenggal artikel di majalah Intisari, terbitan September 1994 yang berbunyi” Mendengarkan cerita tentang sebuah lembah yang indah di balik bukit hanya akan memberikan sedikit sensasi, tapi mendakinya untuk menikmati sendiri keelokannya memberi kita lebih banyak sensasi, prestasi, dan sekaligus rasa percaya diri”.

Puji syukur dipanjatkan sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang masih memberi umur panjang sehingga saya bisa memadukan antara hobi, pekerjaan, dan studi desain menjadi sebuah buku panduan mendaki gunung dengan penerapan informasi dalam bentuk grafis, suatu penyajian alternatif sebuah buku dengan harapan lebih menarik secara visual dan mudah dipahami.
Buku ini menarik karena informasi di dalamnya disajikan dalam bentuk infografis, yaitu perpaduan antara teks dan gambar ilustrasi. Infografis ini sangat membantu kita dalam memahami isi buku ini. tampilannya yang sederhana dan fullcolor membuat buku ini renyah dibaca siapa saja.
Daftar Isi buku Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis
Buku ini memuat beberapa panduan pendakian gunung di antaranya sebagai berikut.
  • Perencanaan
  • Persiapan fisik
  • Perlengkapan perjalanan
  • Perlengkapan makan
  • Perlengkapan tidur
  • Navigasi darat
  • Survival
  • P3K
Buku ini juga dilengkapi peta dan rute pendakian beberapa gunung, yaitu gunung Kerinci, Ciremai, Slamet, Agung, Semeru dan Rinjani.
Infografis perlengkapan masak dalam buku Panduan Mendaki Gunung dalam Infografis
Saya bagikan ebook Panduan Mendaki Gunung. Silakan diunduh dan dipelajari. Anda juga boleh menyebarkannya kembali dengan syarat bukan untuk komersialisasi.

Download Buku: 


-----------------------------------------------
Ditulis oleh: 
Sukrisno Santoso, 8 September 2015